Pada suatu hari, di sebuah rumah tua yang terletak dipinggiran kota
Jakarta hiduplah seekor semut hitam yang tengah sibuk mencari makanan untuk
kelangsungan hidupnya. Tetapi, ternyata tidak hanya dia yang hidup di rumah tua
itu, terdapat semut merah yang juga tinggal disana. Melihat dirinya tidak
sendirian di rumah tua itu, semut hitam merasa senang sekali. Namun, tidak
disangka ketika semut hitam mencoba
berkenalan dengan semut merah, gelagat si semut merah terlihat tidak senang
dengan kehadiran semut hitam. Menurutnya, semut hitam hanya akan menjadi
saingannnya dalam mencari makanan nantinya. Semut hitam hanya tersenyum dan
tidak marah. Setelah itu semut merah berlalu mencari makanan lagi.
Hari-hari berlalu seperti biasanya, semut hitam mencari makanan
begitu juga semut merah. Ketika keduanya bertemu, semut hitam selalu mencoba
menyapa dan bersimpati baik kepada semut merah, namun semut merah selalu acuh
dan membunag muka dari sapaan semut hitam. Semut hitam selalu mencoba baik
kepada semut merah, tak peduli semut merah mengindahkannya atau tidak.
Selama tiga minggu situasi tersebut terus berlangsung seperti itu,
hingga suatu hari semut hitam tidak melihat semut merah mencari makanan seperti
biasanya. Merasa ada yang aneh dengan hal itu, semut hitam mencoba mencari tahu
apa yang sebenarnya terjadi dengan semut merah. Setela menyelidikanya, ternyata
semut merah jatuh sakit dan tidak bisa pergi kemana-mana hanya terbaring lemas
di rumahnya, untuk berjalan saja sulit baginya apalagi untuk mencari makanan.
Semut hitam merasa kasihan dan iba terhadap apa yang menimpa semut
merah, akhirnya dia memutuskan untuk
merawat semut merah yang sedang sakit tersebut. Pada awalnya semut merah
menolaknya dan dia sangatlah malu dengan semut hitam, mengingat perlakuannya
yang tidak baik, sombong, dan acuh terhadap semut hitam. Namun, semut hitam
tidak memperdulikanya, dia tetap terus merawat semut merah bahkan semut hitam
tak segan-segan berbagi makanan kepada semut merah yang telah susah payah didapatnya.
Setelah merawatnya sekitar tiga hari, akhirnya semut merah sembuh
dari penyakitnya. Semut merah meminta maaf atas semua perilaku buruknya
terhadap semut hitam dan semut hitam tersenyum sambil berkata “iya, sudah aku
maafkan dari dulu. Bukankah kita hidup di dunia ini bukan untuk saling membenci
dan menyakiti, tetapi untuk saling menyayangi dan tolong menolong”. Mendengar
perkataan tersebut tangisan semut merah semakin menjadi-jadi. Dan pada akhirnya
semut hitam dan semut merah menjadi teman baik yang saling berbagi, menolong,
dan melindungi satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar