Sabtu, 17 September 2016
OMONG KOSONG
Entah sudah berapa
Batang rokok kuresapi sunyi sendiri
Entah sudah berapa
Sruput kopi kuteguk khusyuk masyuk
Entah sudah berapa
Kucur peluh kuperas tuntas beringas
Entah sudah berapa
Macam intuisi kusodorkan kontan berjejalan
Dan tak satupun pertanyaan menemu padanan
Aku terdiam ditelan malam
DONGENG MENJELANG KENYANG
Seperti biasa
Kedai ini seramai ceritanya
Cukup tragis -sebenarnya- jika dari krapyak, maka ke nologaten, disebut sebuah kebetulan
Bersama manusia-manusia yang entah benar-benar lapar atau sekedar mampir pamer pacar
Aku tiba-tiba ingin semacam berbijak
"Alangkah hebatnya mereka yang menyempatkan makan disini, setelah seharian berpura-pura bekerja, sehabis lelah bermain peran dosen-mahasiswa, sesudah puas mengelabui wacana warga negara"
Muntahku tumpah
Kata-kataku membusuk didasar meja samping ludah
Kedai ini seramai ceritanya
Cukup tragis -sebenarnya- jika dari krapyak, maka ke nologaten, disebut sebuah kebetulan
Bersama manusia-manusia yang entah benar-benar lapar atau sekedar mampir pamer pacar
Aku tiba-tiba ingin semacam berbijak
"Alangkah hebatnya mereka yang menyempatkan makan disini, setelah seharian berpura-pura bekerja, sehabis lelah bermain peran dosen-mahasiswa, sesudah puas mengelabui wacana warga negara"
Muntahku tumpah
Kata-kataku membusuk didasar meja samping ludah
Langganan:
Postingan (Atom)