Bukan rahasia lagi bilamana Indonesia dijuluki sebagi negeri sejuta pahlawan.Bukti otentik
dari pernyataan tersebut adalah diperingatinya hari pahlawan setiap tanggal 10
November sejak 67 tahun
lalu,entah itu lewat upacara bendera,menyambangi para veteran,hingga memutar film-film berbau
perjuangan.Indonsia memang merupakan gudananya para pahlawan.Tak dapat
disangkal bahwa perjuangan dan pengorbanan para pahlawan tersebut berhasil membawa Indonesia merasakan
nikmatnya sebuah “KEMERDEKAAN”.
Pasca kemerdekaan pun Indonesia masih konsisten
menjaga persatuan dan persatuan yang menjadi senjata sakti mandra guna dalam
mengusir para penjajah.Namun, seiring berjalannya waktu Indonesia terasa
semakin meluntur dari nilai-nilai kepancasilaan. Apakah ini tumbal yang mau tidak mau harus ditebus Indonesia yang
telah berani melawan penjajah pada tempo silam? Tentu tidak.Keberanian memang
memancing lahirnya
konsekwensi yaitu; tanggung jawab. Dan
itu tidak perlu ditakuti, karena semua menyadari bahwa Indonesia adalah bangsa yang pemberani.
Fase kemunduran ini sudah menjelma menjadi ironi
tersendiri bagi warga NKRI(Negara Kesatuan Republik Indonesia).Soal
contoh-contohnya,kiranya sudah menjadi rahasia yang tak bisa ditutup-tutupi
lagi. Jika dilakukan pendekatan secara kritis-rekontruksional, sebenarnya Indonesia telah menjajah
diriya sendiri.Bagaimana tidak,para
elit-elit pemerintahan—tentu saja tidak semuanya— seolah buta akan penderitaan
rakyat, seakan tuli atas jeritan rakyat, berpura-pura peduli padahal tak
menggubris sama sekali terhadap aspirasi rakyat. Mereka asik dengan kepentingan
—pribadi— masing-masing. Kelompok ini telah merasa mapan dengan keadaan yang
ada. Bagi mereka, tak perlu adanya perombakan sistem di Indonesia. Persetan dengan
nasib rakyat yang kian hari semakin memunculkan tanda tanya.
Disisi lain, rakyat yang merasa menjadi
korban. Kiranya mulai bosan
mendengar,apalagi mematuhi aturan-aturan dari “mereka”.Ibarat musuh dalam
selimut. Secara tidak langsung, antara rakyat dan pemerintah muncul benih-benih
permusuhan. Jika ini dibiarkan berlarut-larut, Indonesia akan mengalami disunion(perpecahan)
sedangkan hal ini sangat bertentangan dengan nilai persatuan dan kesatuan yang
selalu dijunjung tinggi oleh Indonesia.
Masalah mendasar yang mengganggu elan vital
Indoesia kini adalah masalah “Degradasi Karakter Bangsa”. Betapapun absolut suatu sistem yang mengatur, jika tidak diimbangi dengan
karakter yang sehat sama juga bohong,omong kosong. Disinilah area Tarbiah(pendidikan) memainkan
peran penting dalam membentuk karakter bangsa yang adiluhur, bukan cuma Ta’lim(pengajaran)
saja yang selalu di elu-elu kan. Mengenai hal ini banyak kalangan —terpelajar
sekalipun— yang belum menyadari
betapa urgennya peran Tarbiah itu sendiri.
Bukan saatnya Indonesia menunggu hadirnya
pahlawan-pahlawan perubahan,sudah waktunya Indonesia merevolusi dirinya
sendiri.Sekali lagi Indonesia tidaklah bangsa yang penakut tapi, bangsa yang
pemberani. Jiwa kepahlawanan ditakdirkan mengalir dalam darah kita,setiap dari
kita mewarisi keberanian para pahlawan.Kita hanya perlu mengobarkan semangat
itu lagi.Setiap dari kita berhak menyandang gelar pahlawan.Kalau bukan
kita,siapa lagi yang akan merevitalisasi nasib Indonesia untuk kedepannya.
Menghadapi masalah demikian,seluruh elemen
masyarakat dituntut berkontribusi dalam terciptanya pembenahan dan lahirnya pahlawan-pahlawan baru yang
lebih revolusioner . Bukan pahlawan dalam kaca mata kolonial layaknya era dulu
yang harus angkat senjata bertaruh soul,boast, and wealth untuk mengusir
para penjajah.Dikarenakan penjajahan sekarang ini lebih bersifat metafis, untuk menumpasnya
tentu diperlukan pahlawan dalam konteks kekinian,yaitu mereka yang berani
melawan korupsi, penindasan, pengangguran, kebohongan, kemunafikan, kebodohan,
kemiskinan, kelaparan, kolusi, nepotisme, egoisme, separatisme, feodalisme, kapitalisme
serta sistem-sistem lain yang terbukti mengamini adanya ketidak adilan.
Ing ngarso sung tulodho
Ing madyo mangun karso
Tut wuri handayani. Mungkin jargon inilah yang paling tepat untuk
menjawab problema-problema Indonesia sekarang kini.
Wahai “Pahlawan”,jangan biarkan
Indonesia menungggu lebih lama lagi. Karena Indonesia sudah sangat haus ingin
merasakan kemerdekaan untuk yang kedua kalinya. MERDEKA !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar